Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarakaatuh
Sebuah pulau yang berada di perairan Sungai Musi Palembang dan disana terdapat bangunan Pagoda dan Kuil Cina. Saya rasa untuk warga Palembang sendiri sudah tak asing lagi dengan Pulau yang satu ini. Yaaapss, benar sekali yang Saya maksud tersebut ialah Pulau Kemaro. Barang kali teman-teman sekalian sudah banyak yang tau dengan sejarah Pulau Kemaro. Tapi disini Saya akan menceritakan kembali sejarah tentang Pulau yang biasanya menjadi pusat tempat perayaan Imlek di kota Pempek ini.
Sebuah pulau yang berada di perairan Sungai Musi Palembang dan disana terdapat bangunan Pagoda dan Kuil Cina. Saya rasa untuk warga Palembang sendiri sudah tak asing lagi dengan Pulau yang satu ini. Yaaapss, benar sekali yang Saya maksud tersebut ialah Pulau Kemaro. Barang kali teman-teman sekalian sudah banyak yang tau dengan sejarah Pulau Kemaro. Tapi disini Saya akan menceritakan kembali sejarah tentang Pulau yang biasanya menjadi pusat tempat perayaan Imlek di kota Pempek ini.
Kemaro dalam bahasa Palembang berarti "kemarau". Pulau ini tidak pernah tergenang air meskipun volume air Sungai Musi meningkat. Meskipun air pasang, Pulau Kemaro dari kejauhan tetap terlihat terapung di atas perairan Sungai Musi. Masyaallah.
Singkat ceritanya seperti ini. Dikisahkan pada zaman Kerajaan Sriwijaya dahulu, seorang Raja yang memerintah di kerajaan tersebut memiliki seorang putri yang begitu cantik, yaitu Siti Fatimah yang dilamar oleh anak Raja China yang bernama Tan Bun Ann. Syarat yang diajukan Siti Fatimah pada Tan Bun Ann adalah menyediakan 9 guci berisi emas, keluarga Tan Bun Ann pun menerima syarat tersebut.
Lalu, untuk menghindari bajak laut saat di perjalanan dari negeri Cina, emas yang berada di dalam guci-guci itu dilapisi asinan dan sayur-mayur oleh keluarga tanpa sepengetahuan Tan Bun Ann.
Ketika kapal berlabuh di Palembang, Tan Bun Ann diminta menunjukkan isi gucinya oleh raja Sriwijaya. Tan Bun Ann terkejut karena melihat sayur mayur di dalam 9 guci yang dibawanya itu (gimana gak kaget, jauh-jauh dari Cina yang dibawa ternyata sayuran wkwk). Karena kaget dan begitu marahnya, tanpa memeriksa terlebih dahulu, Tan Bun Ann langsung melemparkan guci-guci tersebut ke dalam Sungai Musi. Tetapi pada guci yang terakhir, terhempas pada dinding kapal dan pecah berantakan, sehingga terlihatlah kepingan emas yang berada di dalamnya. Coba saja kalau Tan Bun Ann tidak segegabah itu dalam bertindak. Pasti mereka sudah bisa buka toko emas tuh di Pasar 16 hehehe
Lanjut. Karena rasa penyesalan akhirnya Tan Bun Ann menerjunkan diri ke sungai untuk mengambil emas yang sudah dibuangnya itu. Tanpa berfikir panjang Siti Fatimah pun ikut menerjunkan diri ke sungai sambil berkata, “Jika ada tanah tumbuh di tepi sungai ini maka disitulah kuburan saya”. Dan ternyata benar, tiba-tiba dari bawah sungai timbul gundukan tanah yang akhirnya sekarang menjadi Pulau Kemaro ini. Bisa dibilang si ini Romeo dan Juliet versinya orang Palembang.
Oke gaes, cukup sampai disini cerita sejarah Pulau Kemaronya ya. Insyaallah untuk selanjutnya Saya akan menulis lagi tentang tempat sejarah di kota Palembang yang lainnya. Dan buat teman-teman yang belum pernah datang ke Pulau Kemaro, monggo diaturi kesana. Untuk transportasinya kalian bisa naik speedboat atau ketek dari Benteng Kuto Besak dan juga bisa langsung nyebrang dari Dermaga Intirup yang berada di dekat pabrik PT. Pusri.
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarakaatuh
Komentar
Posting Komentar