TEKS DAN KONTEKS DALAM KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

TEKS DAN KONTEKS DALAM KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

Teks merupakan produk komunikasi hasil pergulatan pikiran manusia dalam memaknai realitas kehidupan sehingga teks yang dihasilkan tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya (Konteks).

KOMUNIKASI TEKSTUAL
Ø Menurut, Purwasito (2003: 239-243) bahwa teks merupakan produk budaya atau hasil olah pikir manusia yang diekspresikan dalam kegiatan komunikasi.
Ø  Clifford Geertz (1974) memandang konsep kebudayaan sebagai konsep semiotik, dalam arti teks dapat dianalisis.
Ø  William Cronkkite (1986) menyebut teks sebagai bentuk simbolis buatan manusia (human symbolic activity) yang merupakan represntasi atas realitas sosial politik pada zamannya.
Ø Teks berisi apa saja yang diucapkan (Paroles), dipikirkan dan disampaikan kepada publik tentang suatu masalah tertentu.
Ø Di dalam teks terdapat lambang-lambang dan tanda-tanda baik dalam teks berbentuk karya sastra, karya drama, karya ilmiah, buku memori, artikel, maupun tulisan di surat kabar atau pidato-pidato.

ANALISIS TEKSTUAL BERBASIS SEMIOLOGI
Ø Purwasito (2003) dalam bukunya, Komunikasi Multikurtural memaparkan, Rolland Barthes telah menjelaskan tentang bagaimana menganalisis tanda-tanda komunikasi yang ia sebut sebagai  semiologi.
Ø Dalam semiologi, bahasa merupakan objek utama dalam kajian. Bahasa dalam pengertian komunikasi disebut unsur utama pembangun pesan dan teks, sedangkan dalam semiologi bahasa didefinisikan sebagai tanda atau teks.
Ø  Pengertian teks dalam pandangan semiologi sama dengan pesan dalam pengertian ilmu komunikasi, yakni “teks merupakan seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima melalui media tertentu dan dengan kode-kode tertentu”.
Ø Semiologi komunikasi adalah kajian tentang tafsir tanda-tanda dan sistem tanda-tanda komunikasi sebagai manifestasi serta reprensentasi pesan.
Ø Pesan sebagai konsep, yang mencakup informasi, tindakan komunikasi dan pesan itu sendiri, merupakan seluruh kegiatan yang terdiri atas :
1.    Menyalurkan, menerima dan menyimpan pesan.
2.    Pola penggunaan media dan pola penyaluran pesan.
3.    Mengolah dan mempergunakan pesan.

KOMUNIKASI KONTEKSTUAL
Ø Menurut Ferdinand de Saussure, bahasa terkonsepsi sebagai sistem semiologis dari tanda. Dengan demikian teks merupakan sistem dan produksi tanda dalam proses kebudayaan sebagai proses komunikasi.
Ø Michel Focault mendeskripsikan bahasa sebagai representasi dari pemikiran seseorang, sebagaimana mewakili dirinya sendiri.
Ø Berdasarkan penjelasan diatas, dalam komunikasi kontekstual, teks tidak dipahami begitu saja menurut batasan bahasa, khususnya kaidah sintaksis dan semantik, tetapi juga menurut lingkungan atau kondisi pada waktu itu yang mempengaruhi pernyataaan teks itu sendiri sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan.

KOMUNIKASI NONVERBAL EKSPRESIONAL
Ø Pesan nonverbal biasanya juga diikuti oleh ekspresi atau perilaku nonverbal.
Ø Menurut Purwasito (2003), untuk mencapai efektifitas komunikasi, para praktisi komunikasi lintas budaya sangat membutuhkan pemahaman yang memadai khususnya mengenai bagaimana isu-isu nonverbal relevan dengan komunikasi lintas budaya.

Ø Contoh contoh komunikasi Nonverbal :
ü Menganggukan kepala ke atas dan ke bawah bagi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, seperti Indonesia dan Amerika Serikat, untuk menyatakan setuju, tetapi tidak demikian bagi orang India, Bulgaria dan Arab Saudi. Bagi mereka hal tersebuta adalah sebaliknya
ü Di Indonesia kemarahan disimbolkan dengan kepalan kuat tangan kanan dan biasanya disertai dengan memukulkan pada benda-benda didekatnya. Kepalan tangan bagi orang Pakistan dianggap isyarat tidak senonoh dan bila diangkat keatas artinya cabul.
ü Acungan jempol tangan kanan bagi orang Indonesia menunjukan isyarat untuk mengatakan sesuatu yang sangat baik, sedangkan bagi orang AS, Inggris dan Rusia berarti setuju. Namu, bagi orang Iran justru berarti sikap penyerangan, demikian pula di Australia diterjemahkan sebagai perilaku kasar.

KONTEKS WAKTU DALAM KOMUNIKASI
Ø Komunikasi antara komunikator dan komunikan berlangsung pada satu waktu. Persoalan waktu menjadi penting dalam komunikasi. Waktu menentukan kapan komunikasi seharusnya dilaksanakan, diundur maupun ditunda.
Ø Purwasito (2003: 219-220), konsep tentang waktu antara satu komunitas kebudayaan dan komunitas kebudayaan lain bisa berbeda-beda. Konsep masa lampau, masa sekarang dan masa depan merupakan konsep dalam pemikiran barang yang berhubungan langsung dengan waktu. Disadari atau tidak waktu dan tempat mengikat sebuah komunitas kebudayaan.
Ø Bagi orang Indonesia khususnya bagi orang-orang jawa waktu bersifat relatif. Mereka menyebut “jam karet”. Sebutan itu menunjuk pada toleransi terhadap waktu. Orang-orang barat menyebut on-time (tepat waktu) berhubungan dengan disiplin.

KONTEKS RUANG DAN JARAK
Ø Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang berproses secara terarah, interaksional dan transaksional yang berlangsung di suatu tempat.
Ø Selain faktor bahasa dan konsep waktu, faktor konsep ruang, baik dalam konteks ruang sosial maupun ruang pribadi, menjadi penting ketika komunikasi antar personal berlangsung secara proksemik.
Ø Dalam konteks proksemik, sebagaimana dinyatakan Edward T. Hall, proses komunikasi tidak hanya dipengaruhi oleh orang-orang yang terlihat dalam percakapan, tetapi juga oleh orientasi fisik dan status sosial mereka. Kajian proksemik memfokuskan perhatian pada sejauh mana partisipan komunikasi menggunakan “wilayah tubuh” ketika bebricara dengan orang lain.
Ø Dalam konteks sosial ruang dibagi menjadi hierarkisnya. Duduk dibelakang meja sambil berbicara dengan seseorang yang sedang berdiri biasanya merupakan tanda hubungan atasan dan bawahan, dan orang yang duduk itulah atasannya.
Ø Ruang dalam konteksnya mengandung pesan nonverbal yang berisi makna-makna khusus yang telah tumbuh sepanjang hidup manusia sebagai hasil dari proses pembelajaran budaya.

Komentar